SOLO – Setelah sukses mengantarkan skuad Samber Nyawa menembus Divisi Utama, Manajer Persis Sumartono Hadinoto berniat mengundurkan diri. Lhadalah! Apa pula penyebabnya?
Siang kemarin, koran ini bertandang ke ruang kerjanya di Jalan Ir H Juanda 150 Kampung Sewu. Dengan raut muka cerah, dia mempersilakan wartawan koran ini masuk. Dialah Sumartono Hadinoto, manajer Persis. Di ruang seluas 4×5 meter inilah, Martono sibuk menghendel bisnis yang sudah lama ditekuninya. Ditemani seorang wanita cantik sebagai sekretaris pribadinya, dia terlihat berulang kali sibuk menerima telepon masuk.
“Saya memang berencana pamitan untuk mundur dari jabatan manajer tim,” beber Martono kepada Radar Solo.
Niatan tersebut lantaran pemilik nama Thionghua, Khoe Liong Hauw ini ingin lebih konsen di bidang sosial kemanusiaan. Sebab, sejak awal dia memang sudah aktif di bidang sosial. Jadi setelah ini, Martonoakan kembali ke habitatnya. Lucunya lagi, ayah dari Wiranti Widiastuti itu ternyata sejak awal menjabat manajer tim, tidak tahu banyak tentang sepak bola. “Baru-baru ini saja, saya tahu yang namanya offside dan istilah lainnya dalam sepak bola. Padahal sebelumnya, kalau di TV ada acara bola selalu saya matikan,” terang pria kelahiran 21 Maret 1956 tersebut.
Meski begitu, secara jujur, suami Meliana Kusianto ini mengaku bangga bisa membawa Persis promosi ke Divisi Utama. Sebab, memang itulah yang diamanatkan warga Solo kepada jajaran pengurus Persis.Dia menangatakan, hingga saat ini niatnya untuk mundur belum disampaikan kepada pengurus yang lain. “Saya memang belum mengatakan hal ini kepada pengurus,” papar pria yang juga menjabat sebagai sekretaris PMI cabang Solo ini.
Menurutnya, satu hal yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidup adalah tantangan selama menjadi manajer tim. Kebat-kebit sepanjang pertandingan justru menjadi tantangan tersendiri baginya. “Itulah pengalaman yang justru saya sukai selama menjabat sebagai manajer. Karena hidup ini menjadi lebih indah jika kita menemui sebuah tantangan,” akunya.
Martono mengakui jika dia belum bisa menjadi manajer yang baik. Dia mencontohkan saat masih awal-awal kompetisi. Beberapa kesalahan masih sering dia lakukan, termasuk dalam memberikan gaji pemain yang sering telat.
Sepeninggalnya nanti, Martono berharap manajer yang menggantikannya bisa lebih baik lagi dalam me-manage keuangan maupun segalanya. Sehingga ke depannya Persis bisa lebih berprestasi lagi di kancah persepak bolaan Tanah Air. “Masih banyak manajer yang lebih baik dari saya. Saya tetap akan membantu Persis. Tapi jangan masuk kepengurusan. Saya justru lebih enjoy kalau di belakang layar saja,” tambahnya.
Sebuah tim bisa berprestasi karena mendapatkan kucuran dana lebih itu sudah biasa. Tapi lain halnya jika berprestasi dalam sebuah keterbatasan, itu adalah sebuah hal yang sangat luar biasa. Sepertinya sanjungan itu dia berikan kepada Persis. Sebagai manajer, dia tahu benar bagaimana kondisi keuangan tim. Dan dari mana dia harus mencari tambahan dana, jika terjadi defisit. “Saya salut kepada Pak Rudy (Ketum Persis, FX Hadi Rudyatmo). Karena saya tahu benar bagaimana beliau memberikan motifasi dan semangat bertanding kepada pemain. Karena tidak semua orang bisa melakukan hal itu,” katanya. (agus somo)
Sumber : http://ligaindonesia.com/forums/viewtopic.php?t=6053&sid=27ef2ec0281bc372b9e2118bd12a79e5